Rabu, 12 Februari 2014

Analisis Novel Katak Hendak Jadi Lembu



1. Identitas Novel
Judul                           : Katak Hendak Jadi Lembu
Pengarang                   : Nur Sutan Iskandar
Penerbit                       : PT. Balai Pustaka ( Persero)
Cetakan                       : 24
Tahun                          : 2011
Cetakan Pertama        : 1935

2. Ikhtisar
          Haji Hasbullah dengan berat hati menerima pinangan dari sahabat karibnya Haji Zakaria, alasan berat hati meneima pinangan itu karena Suria, anak Haji Zakaria, mempunyai sifat yang kurang baik, manja, suka berfoya-foya dan  tinggi hati.
Dan juga Zubaidah, anak Haji Hasbullah, sebenarnya ingin mencari jodoh sendiri namun karena Zubaidah tergolong anak patuh maka ia menurut saja kehendak ayahnya.
       Setelah lahir anak pertama dan kematian Haji Zakaria, Suria meninggalkan Zubaidah seorang diri merawat Abdulhalim. Suria pergi karena ingin berfoya-foya, menyenangkan hatinya dengan warisan yang ia terima dari sepeninggal ayahnya. Namun setelah hartanya habis ia kembali ke Haji Hasbullah dan Zubaidah meminta maaf serasa menyesal dan tak akan mengulangi kesalahan lagi. Setelah permintaan maaf diterima bukannya malah berubah baik namun semakin parah.
Pada waktu itu Suria telah bekeja sebagai juru tulis di kantor asisten kabupaten. Penghasilannya yang kecil selalu tak mencukupi kebutuhan keluarganya. Maka Abdulhalim terpaksa dibawa kakeknya dan disekolahkan di sekolah Belanda, lalu dilanjutkan ke sekolah bergengsi di Bandung. Sementara itu, lahirlah anak Suria yang kedua dan ketiga, nama mereka adalah Saleh dan Aminah. Oleh Suria, keduanya disekolahkan di HIS. Itu semua dilakukan Suria hanya karena ia ingin dipandang dan dihormati masyarakat. Suria tidak melihat keadaan keluarganya yang memiliki utang yang semakin lama semakin menumpuk.Untuk menutupi utang-utang suami dan biaya sekolah anak-anaknya, Zubaedah sering bekirim surat pada ayahnya, meminta agar dikirimi uang.
Seringkali terjadi petengkaran mulut antara zubaedah dan Suria. Zubaedah tak kuat lagi menahan malu kepada para penagih yang selalu datang ke rumahnya. Namun Suria sendiri bersikap acuh tak acuh menghadapi kenyataan itu. Bahkan, ia kini ingin naik pangkat ketika didengarnya ada lowongan klerk. Hal itu ia ceritakan kepada istrinya bahwa beberapa hari yang lalu ia mengirim permohonan untuk mengisi lowongan itu. Suria begitu yakin bahwa atasannya akan berusaha menolongnya






Utang Suria terus menggunung. Apalagi karena Suria berani membeli barang-barang lelangan atasannya. Maka, untuk melunasi utang-utang itu, Suria menjadi gelap mata. Ia mengambil uang kas di kantornya. Perbuatannya itu diketahui atasannya.
Kemudian, ketika Suria dipanggil atasannya, ia bahkan mengajukan permohonan behenti bekerja. Rupanya, Suria telah merencanakan semua itu sebelumnya. Dalam pikirannya, setelah behasil menggelapkan uang kas, ia akan membawa istri dan anak anaknya pindah ke rumah Abulhalim yang kini telah bekerja dan telah pula berkeluarga. Suria mengirim surat kepada anaknya dan mengutarakan maksudnya itu. Sebagai seorang anak yang ingin membalas budi orang tua, Abdulhalim sama sekali tak merasa berkeberatan dengan keinginan ayahnya. Mulai saat itu, Suria tinggal di rumah anaknya.
Orang tua itu rupanya benar-benar tak tahu diri. Ia tetap bersikap sepeti tuan rumah. Adapun Abulhalim dan menantunya dianggap sebagai anak yang harus patuh pada orangtua, sekalipun Abdulhalim sebagai kepala rumahtangga
Tak kuasa Zubaedah melihat tingkah laku suaminya yang sering mencampuri urusan rumahtangga anaknya. Hal itu pula yang membuat kehidupan rumah tangga anaknya mulai sering diwarnai percekcokan. Bagi Zubaedah, keadaan demikian sungguh membuatnya tidak enak hati. Kebahagiaan anaknya, justru terganggu oleh sikap Suria yang merasa bebas berbuat sekehendak hati terhadap anaknya. Ia menyesalkan sikap suaminya. Sesal Zubaedah terhadap Suria semata-mata yang  tak putus-putus,  mendatangkan penyakit kepadanya. Tekanan batin itu pula yang mengantarkan Zubaedah menghembuskan napasnya yang terakhir. Ia meninggal di hadapan semua keluarganya.
Kematian istrinya telah membuat Suria merasa sangat malu terhadap kelakuannya sendiri. Ia telah mengganggu ketentraman kehidupan rumah tangga anaknya. Ia pula yang menyebabkan istrinya menderita hingga maut menjemputnya. Perasaan malu yang tak tertanggungkan itu, memaksa Suria mengambil keputusan; ia pergi entah ke mana. Pergi bersama kesombongan dan keangkuhannya. Menggelandang membawa sifatnya yang tak juga berubah.

3. Alur
a. Perkenalan
] Haji Hasbullah menikahkan anaknya yang bernama Zubaidah dengan Suria, anak dari teman karibnya yaitu Haji Zakaria.
“Apa boleh buat,”kata Haji Hasbullah akhirnya.”Benar, akan lebih selamat agaknya Zubaedah di tangan anak sahabatku sendiri,....( halaman 16)

b.Permasalahan muncul
] Sifat Suria yang sombong dan suka hura-hura karena anak tunggal dari Haji Zakaria.
Sepeninggal Haji Zakaria, yang mati dengan sekonyong-konyong, tabiat Suria sudah bertambah teranja-anja, bertambah congkak dan sombong.(halaman 17)




] Ingin menjadi klerk dan membeli barang-barang lelang dari mantan klerk yang dipindah tugaskan
Sembilan rupiah tiga kali, buat juragan Suria, mantri kabupaten Sumedang. Murah sekali, tanda mata dari majikan,  juragan,“ujarnya pula, sambil memberikan tangkai pena emas yang telah usang itu kepada Suria dengan senyumnya. (halaman 83)

c.       Klimaks
] Penagih hutang datang pada Suria dan Zubaidah, meminta pembayaran hutang karena hutang yang sudah sangat banyak.
Rupanya saya sudah dipermainkan –mainkannya!Kalau saya bawa rekening ke kantor, ia marah. Urusan rekening di rumah, katanya. akan tetapi sudah dua bulan utangnya tidak dibayarnya sesen juga. (halaman 86)

d.      Penyelesaian
] Suria merasa bersalah
Ia terengah-engah, takut bercampur sedih, lalu terduduk di atas sebuah balai-balai, seorang diri, dirayu-rayu suara gaib yang memutuskan rangkai hati.
(halaman 163)





] Kematian Zubaidah
Hal kematian istrinya, pertengkaran anaknya dan hal untung malang yang lain-lain, malam itu semuanya terbayang dalam ingatan. (halaman 161)

4. Pelaku
ž  Penokohan
1. Suria ( Antagonis)
] malas
“Pukul berapa hari?” jawab Suria, seraya beringsut sedikit dari kursinya.
            “Sudah hampir pukul tujuh, anak-anak sudah....Acapkali benar Akng berlalai-lalai, tidak marahkan Juragan Patih?” (halaman 7)

2. Zubaidah (protagonis)
] perhatian
“Sangka Ibu, bapakmu masih tidur; hari sudah tinggi,”jawab ibunya seraya tersenyum dia. (halaman 4)

3. Abdulhalim (protagonis)
] baik
......Abdulhalim, yang menyenangkan hatinya dan mengembalikan seri mukanya dalam beberapa hari selama libur di dekatinyaitu, sudah berbalik ke Tasik kembali. (halaman 107)


4.Saleh (protagonis)
] periang, suka bercanda
celepuk dandang, tikus keluar dari kandang,” kata Saleh (halaman 83)

5. Aminah (protagonis)          
] penurut
“Habis ibu suruh,”jawab anak gadis yang dipanggilkan Enah itu, nama sebenarnya adalah Aminah,... (halaman 4)

6.H. Hasbullah (protagonis)   
] baik
Haji Hasbullah juga yang senantiasa memberi sokongan kepada mereka itu. Sekali-sekali ia datang ke Sumedang bukan sedikit pembawaannya. (halaman 18)

7.Khadijah (protagonis)
] ramah
“berbahagia benar, adik,”kata Khadijah dengan perlahan-lahan, rupanya sayu hatinya,”sanggup menyerahkan anak ke sekolah menak. (halaman 22)

8.Kosim (antagonis)
] mudah tersinggung
Dengan menahan hati, menyejukan darah muda yang lekas naik ke kapala, Kosim mulai menjalankan mesin tulisnya. (halaman 29)

10.Haji Junaedi (protagonis)  
] ramah
“Ya,” sahut Haji Juanedi memutuskan perkataan pesuruh itu”pukul berapa Juragan Patih kembali? (halaman 31)

11.Suminta (protagonis)         
] patuh
“Baiklah, Juragan.”
“Suminta!”demikian kedengaran suara keluar dari dalam kantor dengan nyaring.
(halaman 31)

13.Sutilah (protagonis)                       
] baik
Aku tahu, bahwa engkau dan istrimu tiada berkekurangan terhadap ibu dan adik-adikmu (halaman 146)

14. Icih (protagonis)
ð  patuh
“ Apa. Juragan?” tanyanya seraya membungkukan dirinya.
“ini apa?” kata Suria dengan terbelalak mata kepada perepuan itu, seraya menunjuk dengan telunjuk kiri ke atas meja makan.



15.H. Zakaria
ð  baik
.....Haji Zakaria selalu memperkenankan permintaan anaknya.Tiada heran, jika karena itu Suria jadi kemanja-manjaan, pesolek, dan tinggi hati. (halaman 14)

a. Penamaan
ð  Saleh dan Aminah menunjukan orang Tasik Malaya
Saleh dan Aminah dua bersaudara. Yang laki-laki berumur antara 11 dengan 12 tahun, sudah duduk di kelas 5 HIS di kota Sumedang. (halaman 5)
ð  Suria menunjukan orang Tasik Malaya
Suria! Hal yang sekecil itu sudah menerbitkan marahnya, remah anaknya telah membuat kesal hatinya! (halaman 11)

b. Pemerian
ð  anak muda yang tangkas parasnya
Kosim seorang anak muda yang tangkas parasnya. Sempit keningnya dan hitam
berkilat-kilat matanya, alamat ia keras hati (halaman 28)
ð  muda remaja
Ketika itu ia masih muda remaja, parasnya elok dan manis. Kulitnya kuning langsat, badannya sedang, tiada besar dan tiada pula kecil,.... (halaman 14)




c. Pernyataan tokoh lain
ð  Pandangan Kosim tentang Suria
Tiba-tiba- bukan sekali itu saja, sudah dua tiga kali- mantri kabupaten memerintahi dia dengan angkuh, dengan belalak mata. (halaman 29)
ð  pandangan zubaidah tentang khadijah
“Sedangkan dia, istri guru, lagi berpendirian sederhana: sukarela bekerja sendiri! Padahal gaji suaminya jauh lebih besar daripada gaji seorang mantri kabupaten.....(halaman 28)

d. Percakapan dialog dan monolog
ž  Dialog
ð  Suria dengan pembantunya
“ Apa. Juragan?” tanyanya seraya membungkukan dirinya.
“ini apa?” kata Suria dengan terbelalak mata kepada perempuan itu, seraya menunjuk dengan telunjuk kiri ke atas meja makan. (halaman 8)
ð  Abdulhalim dengan ibunya
“ Jadi?” tanya Abdulhalim dengan geisah.
“Peruntungan ibu buruk, malang.Sudah nasib ibu bersuamikan  ayahmu. Jadi supaya dia jangan menyempitkan rumahmu di sini, lebih baik kami ke Tasik,Lim”
(halaman 146)




ž  monolog
ð  pemikiran zubaidah
Sesungguhnya kata hati Zubaidah lain, yaitu bahwasanya agama Islam menentukan dengan tegas: Nikah kawin hanya boleh dijalankan, apabila si laki-laki dan si perempuan yang bersangkutan sudah setuju, sudah suka sama suka akan menjadi suami-istri. (halaman 17)
ð  Pandangan Haji Junaedi
...ia pun berkata di dalam hatinya,”Benar kiranya bisik desus orang di kota. Patut banyak orang yang memberi ingat kepadaku, supaya jangan berkenalan dengan dia. Tak salah perkataannya meninggi saja. (halaman 51)

e.Tingkah laku tokoh
ð  Zubaidah  diawal cerita diceritakn penurut namun di akhir cerita dikisahkan meninggal karena tekanan bathin.
·         ...Akan tetapi karena ia masuk golongan anak patuh , yang tunduk kepada segala kemauan orang tuanya, maka pertungan dia dengan bujang itu pun dapat dilangsungkan dengan mudah. (halaman 17)
·         Hal kematian istrinya, pertengkaran anaknya dan hal untung malang yang lain-lain, malam itu semuanya terbayang dalam ingatan. (halaman 161)




ð  Suria diawal cerita diceritakan sangat sombong namun di akhiri dicerita dikisahkan merasa bersalah
·         Sepeninggal Haji Zakaria, yang mati dengan sekonyong-konyong, tabiat Suria sudah bertambah teranja-anja, bertambah congkak dan sombong.(halaman 17)
·         Ia terengah-engah, takut bercampur sedih, lalu terduduk di atas sebuah balai-balai, seorang diri, dirayu-rayu suara gaib yang memutuskan rangkai hati. (halaman 163)

5. Latar
a. rumah
ð  rumah Suria dan Zubaidah
Seorang gadis kecil datang ke kamarnya. dari pintu, sambil berjalan mengenakan ikat rambutnya, gadis itu pun berseru,”Pak,Pak,- banggun,pak, hari sudah tinggi.” (halaman 14)
ð  rumah Abdulhalim
“Oh, dari situ asal mula dukacita Ibu,” kata Abdulhalim seraya menengadah ke loteng.Tiba-tiba ia meluruskan kepala dan berkata pula,”Oleh karena Ibu sudah berkata dengan terus-terang, tak perlu saya bersembunyi-sembunyi lagi.
(halaman 146)




b. Alam sekitar
ð  perasaan Zubaidah
Malam.Hitam gelap, seolah-olah takkan ada kesudahannya. Azal yang tak dapat dipikirkan.
Sunyi kosong belaka! Hampir tak ada apa-apa sedikit juga, laksana masa langit belum bumi pun ada lagi! (halaman 1)
ð  Suasana pagi hari
            Matahari makin lama makin naik dari sebelah timur menuju ke puncak langit, ke tempat yang setingi-tinginya, sedang sinar cahaya bertambah terik juga. (halaman 29)

6. Tema
1. Sosial
ð  perjodohan antara Suria dengan Zubaidah, walaupun Zubaidah tidak mengharafkan Suria
“Apa boleh buat,”kata Haji Hasbullah akhirnya.”Benar, akan lebih selamat agaknya Zubaedah di tangan anak sahabatku sendiri,........( halaman 16)







ð  Seorang Suria yang sombong, suka memerintah
Sepeninggal Haji Zakaria, yang mati dengan sekonyong-konyong, tabiat Suria sudah bertambah teranja-anja, bertambah congkak dan sombong.(halaman 17)




7. Nilai
1. Nilai Sosial
ð  Kesabaran Zubaidah menghadapi Suria yang sombong dan suka memerintah
Zubaidah sangat lemah semangatnya,- pemalu! Selama ini dijaganya benar supaya kehormatan dirinya, suaminya dan rumah tangganya jangan sampai menjadi ocehan dan ejekan orang. (halaman 88)
ð   Abdulhalim yang berbakti pada orang tuanya
Akan tetapi, sekarang kebalikannya, ibu-bapakmu menumpangkan diri kepadamu. Padahal, sutilah anak yang dimanjakan oleh ibu-bapaknua, anak yang tak pernah merasa kekurangan selami ini, Lim” (halaman 146)






8. Sikap pengarang
ð  Nur Sutan Iskandar ingin menggambarkan perjodohan yang biasa dilakukan pada masa lampau
ð  Pengarang juga ingin menggambarkan bahwa pernikahan yang berasal dari perjodohan yang tidak didasari saling cinta mengakibatkan rumah tangga yang tidak harmonis
ð  Pengarang juga ingin menggambarkan kesabaran seorang istri
ð  Pengarang juga ingin menggambarkan anak yang berbakti pada orang tua

9. Tipe Novel
] sosial
Karena banyak menceritakan kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis, keserakahan, kesombongan, lalu menceritakan sosok ibu dan istri yang baik, dan menceritakan kiasah anak yang berbakti










DAFTAR PUSTAKA

Iskanadar, Nur Sutan, Katak Hendak  Jadi Lembu.Jakarta: Pt Balai Pustaka Indonesia, 2011

2 komentar:

  1. PinoQQ
    MAINPINOQQ.COM | MAINPINOQQ.ORG | MAINPINOQQ.INFO |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 9 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsasusun
    • Domino99
    • Poker
    • BandarPoker
    • Sakong
    • Bandar66
    • PerangBaccarat
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA : +855 96 978 7541
    • LINE : pino_qq

    Daftar PinoQQ
    PinoQQ
    PinoQQ
    Agen BandarQ
    Kartu Online
    PinoQQ
    Judi Online
    AgenSakong
    BandarQ

    BalasHapus
  2. Sudut pandang yang digunakan??

    BalasHapus