Rabu, 12 Februari 2014

Analisis Novel Azab Dan Sengsara



1. Identitas Novel
Judul                           : Azab dan Sengsara
Pengarang                   : Merari Siregar
Penerbit                       : PT Balai Pustaka ( persero)
Cetakan                       : 30
Tahun                          : 2010
Cetakan Pertama        :1936

2.Ikhtisar
         Karena pergaulan mereka sejak kecil dan hubungan saudara sepupu, antara Mariamin dan Aminuddin terjadilah jalinan cinta. Ibu Mariamin, Nuria menyetujui hubungan itu karena Aminuddin adalah seorang anak yang baik budinya lagipula ia ingin putrinya dapat hidup berbahagia tidak selalu menderita oleh kemiskinan mereka.



Orang tuanya Amiuddin adalah seorang kepala kampung,bangsawan kaya dan disegani oleh bawahannya karena sifatnya yang mulia dan kerajinan kerjanya.
Ayahnya bernama Baginda Diatas dan sifatnya menurun pada anaknya. Sedangkan keluarga Mariamin adalah keluarga miskin disebabkan oleh tingkah laku ayahnya almarhum yang suka berjudi, pemarah, mau menang sendiri,dan suka berbicara kasar. Akibatnya keluarganya jauh miskin hingga akhir hayatnya, Tohir ( Sultan Baringin ) mengalami nasib sengsara.
Hubungan mereka ternyata tidak mendapat restu dari Baginda Diatas karena keluarga Mariamim adalah keluarga miskin bukan dari golongan bangsawan. Suatu ketika Aminuddin memutuskan untuk pergi meninggalkan Sipirok pergi ke Deli (Medan) untuk bekerja dan berjanji pada kekasihnya untuk menikah jika saatnya dia telah mampu menghidupinya.
Sepeninggal Aminuddin, Mariamin sering berkirim surat dengan Aminuddin. Dan ia selalu menolak lamaran yang datang untuk meminangnya karena kesetiaannya pada Aminuddin. Setelah mendapat pekerjaan di Medan Aminuddin mengirim surat untuk meminta Mariamin untuk menyusulnya dan menjadi istrinya. Kabar itu disetujui oleh ibunya Aminuddin ,akan tetapi Baginda Diatas supaya tidak menyakiti hati istinya diam-diam pergi ke dukunmenanyakan siapakah jodoh sebenarnya Aminuddin.




Maka dikatakannya bahwa Mariamin bukanlah jodoh Aminuddin melainkan seorang putri kepala kampung yang kaya dan cantik maaf dan menyesali segala perbuatanya setelah melihat sifat-sifat Mariamin yang baik.
             Beberapa bulan kemudian Mariamin dinikahkan oleh seorang kerani yang belum dikenalnya,bernama Kasibun. Yang ternyata Tanpa sepengetahuan Aminuddin, Baginda Diatas membawa calon menantunya hendak dijodohkan dengan Aminuddin di Medan.
Ternyata Aminuddin kecewa mendapat bukan pilihannya, akan tetapi ia tidak dapat menolak keinginan ayahnya serta adat istiadat yang kuat. Kemudian diberitahukan Mariamin bahwa pernikahannya tidak berdasarkan cinta dan ia minta maaf serta bersabar menerima cobaan ini.
            Mariamin jatuh sakit karena cintanya yang terhalang. Suatu hari Baginda Diatas datang hendak minta diketahui ia baru menceraikan istrinya di Medan untuk mengawini Mariamin. Suatu ketika Aminuddin mengunjungi Mariamin di rumahnya, namun menimbulkan kecurigaan dan rasa cemburu dalam diri Kasibun.







Kemudian Kasibun menyiksa Mariamin dan merasa tidak tahan hidup bersama suaminya,ia kemudian melapor pada polisi dan suaminya kalah perkara dengan membayar denda. Kasibun harus mengaku bersalah dan merelakan bercerai darinya. Mariamin merasa bersedih dan ia pulang ke Sipirok rumah ibunya. Badannya kurus dan sakit-sakitan, hingga akhirnya meninggal dunia dengan amat sengsara.

3. Alur
ö  alur awal
º  Sutan Baringin jatuh miskin
Akan tetapi karena ia sangat suka berpekara, maka harta yang banyak itu habis,sawah dan kerbau terjual, akan penutup ongkos-ongkos perkara, akhir-akhirnya.......jatuh miskin, sedang yang dicarinya dalam perkara itu tiada seberapa, bila dibandingkan dengan kerugiannya.(halaman 25)
º  Mariamin dan Aminudin menjalin hubungan
“Masih disisni kau rupanya, Riam,”tanya seorang muda yang menghampiri batu tempat duduk gadis itu.
Yang ditanya terkejjut seraya memandang kepada yang datan itu.
(halaman 3-4)



ö  alur tengah
º  Aminudin dijodohkan dengan orang batak
Sekarang sampailah tulisannku ini kepada kabar meremukan hatimu. Ayah kita sudah datang ke medan membawa anak yang lain, dan kawan sehidupku.
(halaman 153)
º  Mariamin menikah dengan Kasibun
Kesudahannya ia kawin dngan orang muda dari Padangsidempuan, orang muda yang tiada dikenalnya, orang muda yang tiada dicintainya, jodoh yang tak disukainya. (halaman 162)
ö  alur akhir
º  Mariamin meninggal
Hidup Mariamin, pokok cerita ini, telah habis, dan kesengsaraannya di duni ini telah berkesudahan!
      Lihatlah kuburan yang baru itu! Tanahnya masih merah....itulah tempat Mariamin, anak dara yang saleh itu, untuk beristirahat selama-lamanya.
(halaman 185)






4. Pelaku
¾  Penokohan
1.Mariamin (protagonis)
º  perhatian
“Tidak, Mak;ia ada di dapur, nanti kusuruh dia kemari, supaya ada kawan Mak di sini.”
            Setelah Mariamin menuangkan obat maknya ke dalam cangkir dan cangkir itu diletakkannya dekat si sakit, ia pun pergilah ke dapur akan bertanak.”
(halaman 7)
2. Aminudin (protagonis)
º  ramah
“Tak usah, riam,” jawab orang muda itu,”Saya datang ini hanya hendak bersua dengan kau sebenatr saja.Malam ini saya hendak pergi ke rumah seorang sahabatku yang baru datang dari Deli.” (halaman 4)
3. Ibu Mariamin(protagonis)
º  sabar
“Ya, anakku! Sudah jauhlan berkurang rasanya penyakitku, kekkuatanku pun sudah bertambah,” jawab si ibu dengan suara yang menghiburkan hati anaknya.
(halaman 7)
4. Sutan Baringin (antagonis)
º  suka menghamburkan uang
Akan tetapi karena ia sangat suka berpekara, maka harta yang banyak itu habis,sawah dan kerbau terjual, akan penutup ongkos-ongkos perkara, akhir-akhirnya.......jatuh miskin,(halaman 24)
5.Baginda diatas (protagonis)
º  perhatian
“Sudahkah tertidur aminuddin?” tanya suaminya setelah sejurus panjang lamanya ia termenung. (halaman 22)
6. Ibu  Aminuddin (protagonis)
º  ramah
“Adinda rasa sudah,” sahut istrinya.” Tadi ssudah makan, ia terus pergi ke kamarnya, karena ia sudah payah benar bekerja sehari. (halaman 23)

7. Marah Sait(antagonis)
º  penghasut
“itu mudah,” jawab Marah Sait serta tersenyum-senyum.”Bukankah sudah lebih dua puluh tahun ia di rantau? Kalau nanti ditang,katakan saja ia bukan bersaudara dengan enkgakau.(halaman 98)

8. Kasibun (protagonis)
º  jahat
Ya, kalau dikatakan laki-laki itu buas dan ganas tabiatnya, kasar disengar telinga, tetapi tiada salahnya lagi. (halaman 98)
a. Penamaan
º  Mariamin menunjukan nama orang Sipirok, Sumatra Utara
Mariamin, begitulah nama gadis itu dan ia dipanggilkan orang Riam, mengamat-amati muka orang muda itu. (halaman 4)
º  Aminuddin menunjukan nama orang Sipirok, Sumatra Utara
“Apalah salahnya, Aminu’ddin, naik sebenatar, karena Mak kita pun sudah lama hendak bersua dengan Kakak.” .(halaman 4)
b. pemerian
º  muda remaja
Perempuan itu sedang muda remaja. Ia duduk memandang ke pohon beringin yang tepi sungai itu. Akan tetapi, pandangnya itu lain, yakni matanya saja yang menatap ke sana, tetapi daun beringin yang bergoyang-goyang itu tak tampak pada matanya, karena ada sesuatu  yang dipikirkannya. .(halaman 2)
º  perempuan muda
“Mengapa Angkangbertanya lagi?” jawab Mariamin, perempuan muda itu dengan suara yang lembut, karena itulah kebiasaannya; jarang atau belumlah pernah ia berkata marah-marah atau merengut, selamanya dengan ramah tamah, lebih-lebih di hadapan anak muda, sahabatnya yang karib itu. (halaman 4)
c. pernyataan tokoh lain
º  pikiran Mariamin tentang Kasibun
Patutlah ia pucat dan kurus,” kata Mariamin pula dalam hatinya,” Seharusnyalah saya menjaga diriku supaya jangan menjangkit penyakitnya itu kepadaku.
(halaman 169)
º  pikiran ibunda Mariamin
.....,” Demikianlah harapan ibu, akan tetapi anaku ini sudah tentu melarat di belakang hari, meskipun mereka itu tiada bersalah.Ya, Allah, ya, Tuhanku, janganlahlah balas dosa orang tuanya kepada umat-Mu yang tiada bersalah ini
(halaman 112)
d. Percakapan dialog dan monolog
¾  dialog
º  percakapan Mariamin dengan Aminuddin
“Marilah kita naik, Angkang!”
“Tak usah, riam,” jawab orang muda itu,”Saya datang ini hanya hendak bersua dengan kau sebenatr saja.Malam ini saya hendak pergi ke rumah seorang sahabatku yang baru datang dari Deli.” (halaman 4)
º  percakapan Aminuddin dengan Mariamin
“Bukankah engkau bersungut-sungut tadi?” tanya Aminuddin,” waktu itu kau berkata: amatlah sakitnya jadi perempuan.”
“pabila?”
“Waktu kita menyiangi sawah tadi.”
“Ya, apa sebabnya Angkakng menanyakan itu?”
“O, bukan; saya hanya hendak memberi nasihat saja,yakni, haruslah kita sabar menerima pemberian Allah,” (halaman 38)
¾  monolog
º  pikiran  ibunda Mariamin
Ia memandang muka Mariamin dengan mata yang menunjukan, betapa besar cintanya dan kasih sayangnya kepada anaknya itu.” Ya Allah,ya Tuhanku, kasihanilah hamba-Mu yang miskin ini,” mengucap ia di dalam hatinya, setelah anaknya pergi ke dapur. (halaman 7-8)
º  pikiran  ibunda Mariamin
“ Pada waktu dahulu sudah tentu saya mendapat pemeliharaan yang senang, kalau saya sakit,” kata perempuan itu dalam hatinya. (halaman 8)
e. Tingkah laku tokoh
º  Mariamin diawalal cerita digambarkan sebagai anak yang baik dan penurut namun dikahir cerita Mariamin dikisahkan meninggal memprihatinkan.
·         Setelah Mariamin menuangkan obat maknya ke dalam cangkir dan cangkir itu diletakkannya dekat si sakit, ia pun pergilah ke dapur akan bertanak.(halaman 7)
·         Lihatlah kuburan yang baru itu! Tanahnya masih merah....itulah tempat Mariamin, anak dara yang saleh itu, untuk beristirahat selama-lamanya.
(halaman 185)

º   Aminuddin di awal cerita digambarkan sebagai seorang yang baik ramh suka menolong namun di akhir cerita dia memilih menikah dengan wanita pilihan orang tuanya.
·         “Tak usah, riam,” jawab orang muda itu,”Saya datang ini hanya hendak bersua dengan kau sebenatr saja.Malam ini saya hendak pergi ke rumah seorang sahabatku yang baru datang dari Deli.” (halaman 4)
·      Sekarang sampailah tulisannku ini kepada kabar meremukan hatimu. Ayah kita sudah satang ke medan membawa anak yang lain, dan kawan sehidupku.
    (halaman 153)

5. Latar
a. rumah
º  rumah Sutan Baringin
Jalan dan lorong makin sunyi.Laki-laki sedang sembahyanh Magrib dalam mesjid besar dan perempuan tengah bertanak hendak menyediakan makanan untuknya anak-beranak.Akan tetapi siapah yang duduk disana, di sebelah rusuk rumah yang beratap ijuk dekat sungai yang mengalir di tengah-tengah kota Sipirok itu? (halaman 2)
º  rumah orang tua Mariamin
Dalam rumah kecil yang tersebut sudah sunyi, karena semua sudah diam, masing-masing tidur dengan nyenyaknya. Hanyalah lampau kecil yang terpasang di tepi dinding itu yang masih menyala dan cahayanya yang suram itu mencoba-coba melawan dan mengusir kekuatan dewi malam yang memerintahkan alam ini. (halaman 16)
b. alam sekitar
º  pemandangan kota Sipirok sore
Dari yang panas itu berangsur-angsur menjadi dingin, karena matahari, raja siang itu, akan masuk ke dalam peraduannya, ke balik Gunung Sibualbuali, yang menjadi watas dataran tinggi Sipirok yang bagus itu. (halaman 1)
º  Pemandangan kota Sipirok semakin sore
Maka angin pun bertambahlah sedikit kerasnya, sehingga daun dan perlahan-lahan sebagai menunjukan kegirangannya, karena cahaya yang panas itu sudah bertukar dengan hawa yang sejuk dan nyaman rasanya.(halaman 1)

6. Tema
¾  sosial
º  perjodohan antara Aminudin dan orang Batak
Sekarang sampailah tulisannku ini kepada kabar meremukan hatimu. Ayah kita sudah datang ke medan membawa anak yang lain, dan kawan sehidupku. (halaman 153)

º  Mariamin menikah dengan Kasibun yang bengis
Kesudahannya ia kawin dngan orang muda dari Padangsidempuan, orang muda yang tiada dikenalnya, orang muda yang tiada dicintainya, jodoh yang tak disukainya. (halaman 162)
º  Sutan Baringin yang serakah dan suka berfoya-foya sehingga akhirnya jatuh miskin
Akan tetapi karena ia sangat suka berpekara, maka harta yang banyak itu habis,sawah dan kerbau terjual, akan penutup ongkos-ongkos perkara, akhir-akhirnya.......jatuh miskin, sedang yang dicarinya dalam perkara itu tiada seberapa, bila dibandingkan dengan kerugiannya.(halaman 25)

7. Nilai
¾  nilai agama
Marilah kita menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Esa,” ujar orang muda itu, seraya menjabat tangan anak dara kecintaannya itu. (halaman 7)
¾  nilai sosial
º  perjodohan Aminuddin dengan orang batak    (halaman 155)
Sekarang sampailah tulisannku ini kepada kabar meremukan hatimu. Ayah kita sudah datang ke medan membawa anak yang lain, dan kawan sehidupku. (halaman 153)

º  Mariamin dijodohkan karena sudah dewasa
Kesudahannya ia kawin dngan orang muda dari Padangsidempuan, orang muda yang tiada dikenalnya, orang muda yang tiada dicintainya, jodoh yang tak disukainya. (halaman 162)
¾  nilai budaya
º  Adat Minangkabau melarang pernikahan yang satu marga 
Maka barang siapa yang hendak kawin, tiadalah boleh mengambil orang yang semarga dengan dia. Umpanya laki-laki marga Siregar tiada boleh mengambil perempuan maraga siregar, meskiun mereka itu sudah jauh antaranya;artinya nenek-nenek moyang mereka itu, yang hidup beratus-satus tahun dahulu, yang bersaudara. (halaman 139)







8. Sikap pengarang
º  Merari Siregar ingin menggambarkan adat Minangkabau yang keras
º  pengarang juga ingin menggambarkan keserakahan Sutan Baringin sehingga mengakibatkan Azab dan kemelaratan bagi keluargananya
º  Pengarang juga ingin menggambarkan kerasnya adat Minangkabau membuat Mariamin semakin sengsara karena adat Minangkabau yang melarang menikah dengan semarga akhirnya Mariamin menikah dengan Kasibun yang bengis.

9. Tipe novel
º  sosial, karena banyak menceritakan kawin paksa, keserakahan, kemelaratan, kesengsaraan dan lika=liku hidup berumah tangga,











DAFTAR PUSTAKA

      Siregar, Merari, Azab dan Sengsara.Jakarta: Pt Balai Pustaka Indonesia, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar